Sabtu, 16 Agustus 2025

Dr. Syahganda: Dua Indikator Baru dalam RAPBN 2026 Terobosan Ekonomi Kerakyatan Prabowo

Administrator
Sabtu, 16 Agustus 2025 20:31 WIB
Dr. Syahganda: Dua Indikator Baru dalam RAPBN 2026 Terobosan Ekonomi Kerakyatan Prabowo
Istimewa
Jakarta- Pidato pengantar nota keuangan yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Bersama MPR/DPR RI, 15 Agustus 2025, memperlihatkan komitmen pemerintah pada ekonomi kerakyatan yang inklusif.

Menurut Ketua Dewan Direktur GREAT Institute, Dr. Syahganda Nainggolan, hal itu terlihat dari dua indikator baru yang digunakan Prabowo dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. Kedua indikator baru itu adalah "Indeks Kesejahteraan Petani" dan "Proporsi Penciptaan Lapangan Kerja Formal".

Menurut Dr. Syahganda, kehadiran indikator ini menjadi sinyal kuat bahwa pembangunan ke depan akan lebih inklusif, memberi ruang yang lebih besar bagi kesejahteraan kelompok yang kerap luput dari perhatian.

Syahganda juga menyoroti keberhasilan pemerintah memperbaiki hidup jutaan rakyat di mana konsumsi rumah tangga kembali menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025. Berdasarkan data resmi Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan PDB nasional mencapai 5,12 persen YoY, dengan konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97 persen, naik tipis dari kuartal sebelumnya yang sebesar 4,95 %.

Kontribusinya terhadap PDB berada di kisaran 54 persen, menandakan bahwa belanja masyarakat masih menjadi motor utama ekonomi di tengah pelemahan global.

Dr. Syahganda menilai capaian ini bukan kebetulan, melainkan hasil dari keberanian pemerintah mengambil kebijakan pro-rakyat. Kenaikan upah buruh sebesar 6,5% dan pembelian gabah petani dengan harga yang layak adalah langkah strategis.

"Kebijakan ini menggerakkan ekonomi di tingkat akar rumput, memastikan buruh dan petani—yang selama ini terpinggirkan—ikut menikmati manfaat pertumbuhan," ujar Syahganda dalam keterangan resminya, Sabtu (16/8).

Tak hanya itu, Dr. Syahganda juga menyoroti pentingnya program sosial seperti Sekolah Rakyat, Cek Kesehatan Gratis (CKG), dan Makan Bergizi Gratis (MBG). Program-program ini, menurut Dr. Syahganda, bukan sekadar bantuan, tetapi investasi sosial jangka panjang yang memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

Baca Juga:
"Dengan fondasi kebijakan yang berpihak pada masyarakat lemah, kita punya peluang besar menjaga stabilitas dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan, bahkan di tengah tantangan global," tegasnya.

Meski demikian, Syahganda juga mengapresiasi kritikan para ekonom yang mempertanyakan validitas angka pertumbuhan. Pemerintah perlu terbuka terhadap kritik dan berharap data-data tersebut terbuka untuk divalidasi oleh berbagai pihak demi menjaga kepercayaan publik, sambung Syahganda. Red

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Administrator
Sumber
:
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Mengembalikan & Menegakkan Kedaulatan Fiskal Sumut

Mengembalikan & Menegakkan Kedaulatan Fiskal Sumut

Presiden Prabowo Gunakan Kereta Cepat Whoosh Menuju Jawa Barat

Presiden Prabowo Gunakan Kereta Cepat Whoosh Menuju Jawa Barat

Presiden Prabowo Berikan Amnesti-Abolisi, Upaya Rekonsiliasi Nasional

Presiden Prabowo Berikan Amnesti-Abolisi, Upaya Rekonsiliasi Nasional

AMMI Desak Presiden Prabowo Beri Amnesti bagi Terpidana Korupsi Pengadaan APD COVID-19

AMMI Desak Presiden Prabowo Beri Amnesti bagi Terpidana Korupsi Pengadaan APD COVID-19

Presiden Prabowo Pimpin Rapat, Sekolah Rakyat Siap Tampung 15 Ribu Siswa

Presiden Prabowo Pimpin Rapat, Sekolah Rakyat Siap Tampung 15 Ribu Siswa

Gekrafs Sumut saksikan Penandatangan Kesepahaman Bersama Kemenekraf dengan Gekrafs di Hutan Kota by Plataran, Jakarta

Gekrafs Sumut saksikan Penandatangan Kesepahaman Bersama Kemenekraf dengan Gekrafs di Hutan Kota by Plataran, Jakarta

Komentar
Berita Terbaru