Ketua DKM : Yose Rizal Itu Luar Biasa , Apresiasi Pertunjukan "Sang Julang"

Medan| Sebuah tontonan yang menarik sekaligus mengharu biru digelar oleh Studi Tari Patria secara kolosal. Pergelar yang disutradari YS Rat ini memadukan seni tari dan teater, Sabtu (7/12) di Gedung Utama Taman Budaya Sumut (TBSU).
Dalam kesempatan bicara, Ketua DKM Rianto Ahgly mengatakan sangat gembira dan bahagia menonton pertunjukan ini. Sebuah pertunjukan yang sangat menghibur sekaligus mengharukan sebab dipersembahkan oleh ratusan murid untuk Sang Guru.
“Saya sangat mengapresiasi pertunjukan ini. Ada kekurangan di sana-sini namun secara keseluruhan pertunjukan ini sangat bagus. Mestinya seniman Medan, mampu berbuat yang seperti ini, terlepas pertunjukan ini sebuah kejutan untuk guru mereka,” kata Anto.
Pertunjukan Sang Julang karya YS Rat ini memang menceritakan tentang jalan hidup Yoese Rizal Firdaus sebagai guru tari dengan segudang karya dan ribuan murid. Yose ingin berkumpul dengan murid-muridnya sebelum dirinya meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya.
Yose mengaku tak tahu kalau murid-muridnya ini sudah beberapa bulan ini menyiapkan sebuah karya besar seperti ini.
“Memang saya ada cerita pada Eka (anak Yose, red) kalau saya ada mimpi bertemu semua murid saya. Rupa-rupanya diam-diam Eka menghubungi semua murid-murid saya dan membuat acara ini. Saya sangat surprise. Sampai saya datang ke sini, saya tak tahu kalau acara ini untuk saya,” kata Yose saat memberikan wejangannya.
Yose juga berpesan kepada semua murid-muridnya agar terus mengembangkan seni Tari Melayu yang diajarkannya. Menjaga kekompakan dan persaudaraan. Ajarkan kepada generasi sekarang dan kembangkan sesuai zaman.
“Sudah empat puluh tahun Patria kita bangun bersama. Kini usia saya sudah 73 tahun, andai nanti saya dipanggil oleh Allah SWT saya ihklas sebab malam ini mimpi saya menjadi kenyataan. Mohon maaf jika ada tindak-tanduk saya yang kurang berkenan terhadap kalian semua,” ujarnya.
Sang Julang bercerita tentang kehidupan Yose Rezal Firdaus sejak kecil hingga masa-masa keemasannya mendirikan sekolah seni yang bernama “Kutab Ujana Geri” di Tanjung Morawa.
Baca Juga:
Kutab Ujana Geri meski kini telah tiada namun banyak melahirkan seniman-seniman tari sekaliber, Syarial Felani, Sirto Yono (alm), Syahrina, Eka Firdaus, Erwansyah Arifin, Irfan Syah, Dilinar Nasution dan banyak lagi nama-nama yang tak mungkin disebut satu per satu.
Kemudian diceritakan juga bagaimana Yose Rizal belajar menari pada Guru Sauti. Seorang pencipta tari Serampang 12 yang sangat terkenal itu. Tari Serampang 12 kini menjadi Cgar Budaya Nasional tak benda.
Yose Rizal Firdaus kemudian menjadi murid terbaik dan berhasil mengembangkan tari-tarian Melayu lainnya, seperti Zapin Menjelang Mahgrib, Tari Tenun dan Imbas serta puluhan tari lainnya.
Acara yang dihadiri dari berbagai daerah termasuk Singapura dan Serawak ini diakhiri dengan pemberian cendera mata dari Murid untuk “Sang Guru”.
Ketua Dewan Kesenian Sumatera Utara (DKSU) Baharuddin Saputera meberikan apresiasinya dengan membacakan puisi Chairil Anwar berjudul “Aku”.
Kalau sampai waktuku, ‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu, Tidak juga kau, Tak perlu sedu sedan itu, Aku ini binatang jalang, Dari kumpulan yang terbuang, Biar peluru menembus kulitku, Aku tetap meradang menerjang, Luka dan bisa kubawa berlari, Berlari, Hingga hilang pedih peri, Dan aku akan lebih tidak peduli, Aku mau hidup seribu tahun lagi! (aba)