Administrator
Selasa, 07 Oktober 2025 12:36 WIB

Istimewa
Pertanyaanini mungkin terdengar sederhana, namun memiliki gema yang sangat dalam: Apakah dunia kampus masih berani menegakkan kebenaran?
Baca Juga:Dalam beberapa tahun terakhir, publik Indonesia menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana dunia akademik — yang semestinya menjadi benteng moral dan intelektual bangsa — justru mulai kehilangan nyalinya. Otonomi kampus yang dijamin undang-undang kini tampak hanya tinggal slogan. Nilai-nilai luhur yang dulu menjadi ruh perguruan tinggi seolah mulai digantikan oleh kepentingan sesaat, politik kekuasaan, dan aroma transaksional yang menggerogoti idealisme.Universitas Sumatera Utara (USU) adalah salah satu contoh nyata dari kegelisahan ini. Kampus yang dulunya menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara, dikenal karena prestasi akademik, integritas, dan kontribusinya bagi bangsa, kini justru ramai diperbincangkan karena "degradasinya". Sorotan publik bukan lagi tentang keunggulan riset atau reputasi ilmiah, melainkan tentang dinamika internal yang mencederai marwah akademik itu sendiri.Apakah ini pertanda bahwa kiblat dunia kampus telah bergeser? Bahwa kampus tidak lagi menjadi benchmarking masyarakat dalam menjunjung kebenaran dan keadilan? Jika kampus — tempat lahirnya kaum intelektual — saja tak lagi berani bersuara jujur, ke mana rakyat harus mencari panutan moral?
Baca Juga: