Jumat, 24 Oktober 2025

Integritas Akademik, Harga Diri yang Mulai Tergadai di Dunia Kampus

Administrator
Senin, 06 Oktober 2025 11:48 WIB
Integritas Akademik, Harga Diri yang Mulai Tergadai di Dunia Kampus
Istimewa

Oleh: H. Syahrir Nasution – Pemerhati Sosial dan Ekonomi

Ditengah derasnya arus pragmatisme dan materialisme, duniakampus — yang seharusnya menjadi benteng terakhir moral dan intelektualitas bangsa — kini menghadapi ujian berat: lunturya integritas akademik.

Baca Juga:
Perguruan tinggi dikatakan baik dan unggul bukan semata karena megahnya bangunan, banyaknya mahasiswa, atau banyaknya gelar yang disandang para dosennya. Melainkan karena masyarakat akademik di dalamnya memiliki integritas dan harga diri yang tinggi.

Rektor, dekan, dosen, hingga staf akademik harus menjadi teladan moral dan intelektual yang tidak mudah tergoyahkan oleh pengaruh materi, uang, atau kepentingan transaksional lainnya.

Integritas yang Mulai Diperdagangkan

Ironisnya, dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan tinggi kita justru memperlihatkan gejala sebaliknya.

Di sejumlah kampus — baik yang ternama maupun yang kredibilitasnya menengah — muncul praktik yang mencederai marwah akademik: jual beli jabatan struktural, titip mahasiswa, jual nilai, bahkan manipulasi penelitian untuk kepentingan pribadi.

Keteladanan moral dari pimpinan kampus yang seharusnya menjadi panutan justru semakin kabur.

Bagaimana mahasiswa bisa tumbuh menjadi insan berkarakter jika para pengasuhnya sendiri menukar nilai-nilai akademik dengan nominal rupiah?

Perguruan Tinggi Bukan Pasar Transaksi

Baca Juga:
Perguruan tinggi bukanlah pasar di mana nilai akademik diperjualbelikan. Ia adalah ruang pembentukan karakter, integritas, dan tanggung jawab moral.

Ketika uang menjadi ukuran utama dalam setiap aspek — dari penerimaan mahasiswa, kenaikan jabatan, hingga proyek penelitian — maka dunia akademik kehilangan roh keilmuannya.

Tanpa integritas, ilmu pengetahuan hanya menjadi alat legitimasi bagi kebohongan yang berwajah ilmiah.

Rektor dan Dosen Sebagai Cermin

Rektor dan dosen adalah wajah kampus. Jika mereka berintegritas, maka seluruh ekosistem akademik akan hidup dalam semangat keteladanan. Namun jika mereka goyah dan terjebak dalam transaksi, maka kampus hanya akan menjadi pabrik gelar — bukan lembaga pencetak manusia berkarakter.

Seorang akademisi sejati seharusnya merasa terhina bila keahliannya bisa "dibeli" atau dijadikan alat untuk memperoleh keuntungan pribadi.

Saatnya Refleksi dan Reformasi Moral

Sudah saatnya kampus di Indonesia melakukan refleksi menyeluruh.

Kita membutuhkan reformasi moral dalam dunia akademik: sistem yang menghargai kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab intelektual di atas segalanya. Integritas tidak bisa dibangun dengan seminar atau slogan, tetapi dengan keteladanan nyata dari para pemimpin kampus.

Bangsa yang kehilangan integritas akademiknya akan kehilangan masa depannya. Karena dari ruang-ruang kuliahlah lahir para pemimpin, pejabat, dan cendekiawan masa depan. Jika di ruang itu kejujuran sudah digadaikan, maka jangan heran bila korupsi, nepotisme, dan manipulasi menjadi budaya yang diwariskan.

Maka, menjaga integritas akademik bukan sekadar tugas kampus, tetapi tanggung jawab moral seluruh bangsa — agar pendidikan tetap menjadi cahaya, bukan komoditas gelap yang diperjualbelikan.rel

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Administrator
Sumber
:
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Dr. Asren Nasution: UISU Kampus Religius dan Nasionalis, Melahirkan Generasi Cerdas Berbudi Pekerti, Benteng Pertahanan Negara

Dr. Asren Nasution: UISU Kampus Religius dan Nasionalis, Melahirkan Generasi Cerdas Berbudi Pekerti, Benteng Pertahanan Negara

Natalia Tjahja & Andrew Parsons Satukan Dukungan Paralimpik Dunia lewat 100 CTFP

Natalia Tjahja & Andrew Parsons Satukan Dukungan Paralimpik Dunia lewat 100 CTFP

Masihkah Dunia Kampus Berani Menegakkan Kebenaran?

Masihkah Dunia Kampus Berani Menegakkan Kebenaran?

Apakah Kampus Masih Menjadi Mercusuar Moral?

Apakah Kampus Masih Menjadi Mercusuar Moral?

POV Bicarakan Simulasi Perang Dunia Ketiga, Menyoroti Peran Masyarakat Pribumi dan Kedaulatan Pangan-Energi

POV Bicarakan Simulasi Perang Dunia Ketiga, Menyoroti Peran Masyarakat Pribumi dan Kedaulatan Pangan-Energi

BINUS @Medan Hadirkan Pengalaman Belajar Berkelas Dunia untuk Generasi Muda Sumatera

BINUS @Medan Hadirkan Pengalaman Belajar Berkelas Dunia untuk Generasi Muda Sumatera

Komentar
Berita Terbaru