JAKARTA — Ketua Umum Gema Santri Nusa, KH Akhmad
Khambali, SE, MM, mengimbau masyarakat untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai hukum dan persatuan bangsa dalam menyampaikan aspirasi. Ia menyesalkan munculnya tindakan anarkis dalam sejumlah aksi demonstrasi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di berbagai wilayah Tanah Air.
"Kebebasan berpendapat memang dijamin oleh undang-undang, namun bukan berarti dibenarkan jika dilakukan dengan cara-cara yang merusak dan melanggar hukum. Apalagi sampai menebar ketakutan di tengah masyarakat," ujar KH
Khambali dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (5/9/2025).Menurut Pengasuh Ponpes Wirausaha Ahlul Kirom ini, eskalasi demonstrasi telah menunjukkan kecenderungan yang mengkhawatirkan. Ia menyebut sejumlah peristiwa seperti pembakaran gedung, perusakan fasilitas umum, penyerangan kantor pemerintahan, hingga penjarahan rumah pejabat, sebagai bentuk penyimpangan dari prinsip demokrasi yang sehat.Lebih jauh, Kyai
Khambali mengungkap bahwa Presiden RI Prabowo Subianto telah menerima laporan intelijen terkait adanya penyusup dalam aksi-aksi tersebut. Mereka diduga sengaja menciptakan kerusuhan melalui provokasi terstruktur."Polri telah menangkap sejumlah pelaku, termasuk admin media sosial yang memberikan panduan pembuatan bom molotov dan mendistribusikannya di lapangan. Ada pula admin TikTok yang menyiarkan aksi secara langsung dan menyerukan pelajar untuk ikut bergabung dalam demonstrasi," jelas Kyai
Khambali, yang juga memimpin Majelis Sholawat Ahlul Kirom.
Ia menegaskan, penggunaan bom molotov dalam aksi demonstrasi bukan sekadar tindakan kriminal biasa, melainkan telah masuk pada kategori tindakan teror yang membahayakan keselamatan publik."Ini bukan lagi aspirasi. Ini adalah bentuk terorisme. Ada niat dan tindakan untuk menciptakan rasa takut, mengguncang stabilitas, dan merusak ketenangan masyarakat luas," tegasnya.Kyai
Khambali juga sangat prihatin dengan keterlibatan anak-anak dan pelajar dalam aksi kekerasan. Ia menyebut hal ini sebagai bentuk pengkhianatan terhadap masa depan generasi bangsa."Anak-anak kita justru dijadikan alat dalam pola kekerasan yang berbahaya. Mereka bukan hanya kehilangan perlindungan, tapi juga diarahkan untuk menjadi pelaku dalam lingkaran teror," ujar dia.
Baca Juga:
Ia mengajak seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, serta segenap elemen bangsa untuk bersatu menolak segala bentuk provokasi dan kekerasan yang mengancam keutuhan NKRI."Indonesia saat ini berada dalam fase penting menuju kebangkitan nasional. Jangan biarkan bangsa ini diadu domba. Jangan rusak rumah besar kita hanya karena hasutan pihak-pihak tak bertanggung jawab," kata Kyai
Khambali.Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya menjaga akhlak dalam menyampaikan pendapat. Menurutnya, Islam mengajarkan cara-cara yang santun dan damai dalam menegur pemimpin atau menyuarakan ketidaksetujuan."Sampaikan aspirasi dengan damai, tanpa kekerasan, tanpa penjarahan, tanpa merusak fasilitas umum. Ingat, itu semua adalah milik rakyat. Merusaknya sama saja dengan menyakiti diri sendiri," ucapnya.
Di akhir pernyataannya, Kyai
Khambali mendukung langkah tegas Presiden Prabowo dalam menertibkan aksi-aksi yang telah menjurus ke tindakan destruktif dan teror."Perintah Presiden sudah tegas, Polri harus bertindak untuk menjaga keselamatan rakyat, menegakkan hukum, dan memastikan ketertiban serta persatuan tetap terjaga. Ini bukan soal politik, ini soal menjaga masa depan bangsa," pungkasnya.red