TAIPEI — Menteri Luar Negeri Republik Tiongkok (
Taiwan), Lin Chia-lung, menyerukan kerja sama global melalui inisiatif bertajuk "Chip in with
Taiwan". Seruan ini disampaikan sebagai bentuk komitmen
Taiwan dalam memperkuat perdamaian dan mendorong kemakmuran di tengah ketidakpastian global dan meningkatnya tekanan dari rezim otoriter.
Dalam pernyataan resminya, Menlu Lin menyoroti meningkatnya tantangan global, termasuk konflik berkepanjangan, disinformasi, serta kemunduran demokrasi di berbagai belahan dunia. Ia menilai rezim otoriter kini semakin sering menggunakan taktik abu-abu (gray-zone) untuk melemahkan tatanan internasional berbasis aturan."Dalam situasi dunia yang rapuh seperti sekarang, perdamaian tidak bisa lagi dianggap sebagai sesuatu yang pasti. Negara-negara demokrasi harus bersatu untuk memperkuat ketahanan bersama dan mempertahankan nilai-nilai universal," kata Lin, seperti dikutip dalam pernyataannya, Jumat (6/9/2025).Posisi Strategis
Taiwan di Indo-Pasifik
Taiwan, menurut Lin, merupakan bagian penting dari kawasan Indo-Pasifik dan berada di garis depan pertahanan demokrasi. Posisi strategis
Taiwan dalam rantai pulau pertama menjadikannya garda terdepan dalam menghadapi ekspansi otoriter di kawasan.
Taiwan juga dikenal sebagai kekuatan ekonomi utama dunia, khususnya di bidang semikonduktor. Negara ini memproduksi lebih dari 60 persen cip semikonduktor global dan 90 persen cip tercanggih. Dengan keunggulan tersebut,
Taiwan berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi global, terutama di sektor kecerdasan buatan, teknologi digital, dan kesehatan.Kontribusi Lewat Diplomasi dan Kerja Sama PembangunanDi bawah kepemimpinan Presiden Lai Ching-te,
Taiwan meluncurkan kebijakan "Empat Pilar Perdamaian" yang mencakup peningkatan anggaran pertahanan dan ketahanan masyarakat.
Taiwan juga menjalankan strategi "Diplomasi Terpadu" yang memadukan diplomasi, teknologi, dan ekonomi dalam rangka memperluas kontribusi internasionalnya.Lewat proyek Allied Democratic Prosperity Initiative,
Taiwan menjalin kerja sama pembangunan dengan sejumlah negara mitra diplomatik. Beberapa inisiatif utama antara lain:
Baca Juga:
Pengembangan sistem informasi rumah sakit nasional di Paraguay,Pembangunan fasilitas cadangan minyak di Eswatini,Mendukung Palau menjadi negara kepulauan cerdas dan berkelanjutan.
Menurut Lin, inisiatif tersebut menunjukkan bahwa
Taiwan bukan hanya bagian dari rantai nilai ekonomi global, tetapi juga mitra pembangunan yang tangguh dan bertanggung jawab.
Taiwan Kembali Desak PBB Akui KontribusinyaMeskipun berkontribusi besar di berbagai sektor,
Taiwan hingga kini masih belum diakui secara resmi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hal ini disebabkan oleh interpretasi yang disebut keliru terhadap Resolusi Majelis Umum PBB 2758, yang kerap digunakan oleh Tiongkok untuk menolak partisipasi
Taiwan dalam sistem PBB."Resolusi 2758 hanya menyangkut representasi Tiongkok, dan tidak pernah menentukan bahwa
Taiwan adalah bagian dari Republik Rakyat Tiongkok. Juga tidak memberikan hak kepada RRT untuk mewakili
Taiwan dalam sistem internasional," tegas Lin.
Baca Juga:
Taiwan menilai pengecualian ini tidak adil, apalagi ketika dunia membutuhkan semua pihak untuk bersama-sama mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030.Dukungan internasional terhadap partisipasi
Taiwan pun terus menguat. Negara-negara anggota G7 dan sejumlah parlemen dunia telah menyatakan bahwa
Taiwan memiliki hak untuk ikut serta dalam organisasi internasional.Menjelang Ulang Tahun ke-80 PBBMenjelang ulang tahun ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa,
Taiwan kembali mengajak dunia untuk mengakui peran dan kontribusinya. Kampanye "Chip in with
Taiwan" menjadi seruan terbuka kepada masyarakat internasional untuk menjalin kerja sama yang lebih inklusif dan adil.
"Sudah saatnya PBB benar-benar menjalankan visinya—'tidak meninggalkan siapa pun'—dengan melibatkan
Taiwan dalam sistem global," ujar Lin.
Taiwan berharap dapat menjadi bagian dari upaya kolektif dunia dalam menciptakan masa depan yang damai, sejahtera, dan berkelanjutan, terutama di kawasan Indo-Pasifik yang kini menjadi pusat perhatian geopolitik global.red