GANZHOU, Tiongkok — Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Teguh Santosa, menegaskan bahwa peran wartawan dan pentingnya
jurnalisme berkualitas semakin krusial di tengah pesatnya perubahan global dan meningkatnya konflik terbuka di berbagai belahan dunia.Hal itu disampaikan Teguh saat menghadiri Belt and Road Journalists Forum (BRJF) 2025 yang digelar di Ganzhou, Provinsi Jiangxi, Tiongkok. Forum ini merupakan kolaborasi antara Belt and Road Journalists Network (BRJN) dan International Home of Journalists (IHJ), serta diikuti oleh wartawan dari lebih dari 100 negara. Tahun ini, BRJF mengangkat tema "Mempromosikan Dialog Peradaban dan Modernisasi Global Melalui Kekuatan Jurnalis.""Apapun platform yang digunakan wartawan untuk menyebarkan informasi — apakah itu Instagram, Facebook, TikTok, X, atau lainnya — prinsip emas dan etika
jurnalistik tetap harus dijaga," ujar Teguh dalam pernyataan tertulis yang dimuat JMSI.id, Rabu (16/7/2025).Menurutnya, di tengah banjir informasi yang kerap kali menyesatkan di platform digital,
jurnalisme yang berorientasi pada kebenaran dan nilai-nilai kemanusiaan harus menjadi arus utama. Teguh juga menekankan pentingnya teknik bercerita yang menarik, namun tidak boleh mengorbankan akurasi dan etika hanya demi viralitas atau menjadi trending topic.
"Di era disrupsi informasi seperti sekarang, kita harus ekstra waspada terhadap dampak pemberitaan. Jangan sampai karya
jurnalistik justru menjadi kontraproduktif atau bahkan destruktif," tegas mantan anggota Dewan Kehormatan PWI Pusat itu.Sebagai informasi, BRJF telah diselenggarakan sejak tahun 2017. Teguh Santosa sendiri merupakan salah satu delegasi Indonesia pada pertemuan pembentukan BRJN di Beijing saat menjabat sebagai Ketua Bidang Luar Negeri PWI Pusat.Teguh berharap tema BRJF 2025 menjadi pengingat sekaligus pemicu bagi komunitas
jurnalis internasional untuk terus menghasilkan karya pers yang mendukung kesejahteraan bersama dan perdamaian dunia.res
Baca Juga:
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di
Google News