LABUSEL | Ribuan warga Kabupaten Labuhan Batu Selatan (Labusel), Sumatera Utara, bersama organisasi masyarakat Islam dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Labusel, turun ke jalan usai Salat Jumat (13/6/2025) menuntut penutupan
tempat-
tempat maksiat yang marak, khususnya di Desa Simaninggir.
Koordinator aksi, Ali Hasan, menegaskan bahwa keberadaan
tempat-
tempat maksiat telah menimbulkan keresahan masyarakat dan dinilai sebagai penyebab musibah yang terjadi di daerah tersebut.
"Kami minta aparat terkait menutup seluruh
tempat maksiat, terutama di Desa Simaninggir. Maraknya
maksiat ini sudah mengundang musibah, salah satunya runtuhnya tembok Masjid Amaliah akibat hujan deras," ujar Ali Hasan dalam orasinya.
Ia menyebutkan, selama ini meski hujan deras melanda, tembok masjid tetap kokoh. Namun belakangan ini justru ambruk, yang menurutnya merupakan pertanda azab akibat maraknya ke
maksiatan.
"Kami sudah berkoordinasi dengan MUI. Ini bentuk keprihatinan kami agar azab tidak meluas. Jika tuntutan ini tidak direspons, maka aksi lanjutan dengan jumlah massa lebih besar akan kami lakukan," tegasnya.
Senada dengan itu, Ketua MUI Labusel, H. Makmur Ismail, juga mendesak aparat menutup
tempat-
tempat maksiat yang dinilai telah merusak moral masyarakat.
"Di Desa Simaninggir saja ada tiga titik yang kami minta di
tutup secara permanen. Ini demi keselamatan moral dan keberkahan wilayah kita," katanya.
Tokoh Nasional Minta Kapolda Turun Tangan
Tokoh nasional asal Labusel, H. Hasan Basri Sagala, turut mendukung aksi warga. Ia meminta Kapolda Sumut, Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto, turun langsung untuk menindaklanjuti aspirasi masyarakat.
"Saya mendukung penuh aspirasi warga. Poldasu harus segera bertindak menutup
tempat-
tempat maksiat sebelum masyarakat bertindak sendiri," ujarnya.
Mantan Kasatkornas Banser ini mengingatkan bahwa ketidakpedulian aparat terhadap aspirasi umat bisa memicu tindakan anarkis yang tak diinginkan.
"Respon cepat dari Poldasu sangat diperlukan untuk meredam gejolak. Ini menyangkut ketenangan dan keharmonisan sosial di Labusel," tambah Hasan Basri yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris BPET MUI Pusat.
Aksi massa ini berlangsung tertib dan mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Namun, masyarakat menegaskan akan terus menyuarakan tuntutan mereka hingga
tempat-
tempat maksiat benar-benar di
tutup. red2