TAIWAN | HM
Seiring meningkatnya tantangan global yang tidak mengenal batas negara, kerja sama internasional menjadi krusial dalam menghadapi krisis kesehatan dunia.
Taiwan, sebagai bagian aktif komunitas global, berkomitmen mendukung sistem kesehatan internasional melalui partisipasi dalam Majelis Kesehatan Dunia (WHA) dan mekanisme Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Taiwan memiliki banyak praktik sukses dalam jaminan kesehatan universal, manajemen keuangan medis, dan transformasi digital di sektor kesehatan yang siap dibagikan kepada dunia. Namun, sampai saat ini
Taiwan masih belum dapat berpartisipasi secara penuh dalam WHO karena tekanan politik dari Tiongkok, yang kerap memutarbalikkan interpretasi atas Resolusi PBB 2758 dan Resolusi WHA25.1. Kedua resolusi itu tidak menyebutkan
Taiwan sebagai bagian dari Tiongkok dan tidak memberi hak kepada Tiongkok untuk mewakili rakyat
Taiwan di WHO.
Pengecualian ini berdampak serius. Bukan hanya 23 juta rakyat
Taiwan kehilangan hak untuk mendapatkan perlindungan kesehatan global, tetapi juga mengancam kesiapsiagaan global dalam menghadapi pandemi dan krisis kesehatan lainnya. Termasuk warga negara Indonesia yang kini berjumlah lebih dari 400.000 di
Taiwan, yang juga terdampak akibat keterbatasan akses terhadap jaringan informasi dan sumber daya WHO.
Hubungan
Taiwan dan Indonesia sendiri sangat erat, tercermin dari kerja sama di bidang medis dan pendidikan. Rumah Sakit National
Taiwan University dan Far Eastern Memorial aktif bekerja sama dengan institusi kesehatan Indonesia dalam pelatihan, riset, hingga pengembangan teknologi kesehatan. Sejak Indonesia mendorong implementasi rekam medis elektronik (EMR),
Taiwan juga siap berbagi pengalamannya dalam layanan medis pintar dan aplikasi kecerdasan buatan.
Saat dunia bersiap mengadopsi Perjanjian Pandemi dan merevisi Peraturan Kesehatan Internasional (IHR), keterlibatan
Taiwan menjadi semakin penting. Selama pandemi COVID-19,
Taiwan terbukti mampu menangani wabah dengan efektif melalui pemanfaatan teknologi tinggi, serta memberikan bantuan nyata berupa alat kesehatan ke negara-negara sahabat, termasuk Indonesia.
Taiwan telah menunjukkan bahwa mereka bukan hanya penerima manfaat sistem kesehatan global, melainkan kontributor aktif dalam memperkuat keamanan kesehatan dunia. Oleh karena itu, kami menyerukan kepada WHO dan mitra internasional, termasuk Indonesia, untuk bersikap inklusif dan profesional dengan mendukung partisipasi
Taiwan dalam WHA serta seluruh kegiatan WHO.
Hanya dengan kolaborasi nyata dan tanpa diskriminasi, dunia dapat mewujudkan prinsip WHO bahwa "kesehatan adalah hak asasi manusia yang mendasar" dan prinsip Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB untuk "tidak meninggalkan siapa pun."
Taiwan siap berkontribusi—saatnya dunia membuka pintu.red