Madina – Luapan lumpur
panas yang terjadi di kawasan Roburan Dolok, Kabupaten Mandailing Natal (
Madina), Sumatera Utara, mulai menimbulkan kekhawatiran masyarakat. Fenomena yang terjadi secara tiba-tiba ini memicu kekhawatiran akan potensi bencana lingkungan yang lebih besar, bahkan disamakan oleh warga dengan tragedi lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur.
Tokoh masyarakat
Madina, H. Syahrir Nasution, yang bergelar Sutan Kumala Bulan, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi ini. Ia meminta agar pemerintah daerah bertindak cepat dan serius sebelum situasi semakin memburuk.
"Kalau tidak cepat diatasi, luapan lumpur
panas di Mandailing Natal ini bisa seperti kasus lumpur Lapindo. Kita tidak ingin bencana yang lebih besar terjadi dan merugikan masyarakat luas," tegasnya.
Menurut H. Syahrir, luapan lumpur
panas yang terjadi di wilayah
roburan Dolok telah mengancam permukiman warga, lahan pertanian, dan aktivitas ekonomi masyarakat. Ia menilai, Pemkab
Madina di bawah kepemimpinan Saipullah Nasution harus segera mengambil langkah nyata, baik dalam bentuk investigasi penyebab semburan, evakuasi warga jika diperlukan, maupun upaya penanganan langsung di lapangan.
"Walaupun ini merupakan bencana alam, pemerintah tidak boleh tinggal diam. Harus ada tindakan cepat dan koordinasi dengan pihak terkait, termasuk pemerintah provinsi dan pusat," tambahnya.
Warga sekitar hanya bisa berharap agar kejadian ini tidak berlarut-larut dan segera mendapat penanganan sebelum menimbulkan korban jiwa atau kerusakan yang lebih luas.
Sebagian warga telah mulai mengungsi ke tempat yang lebih aman, terutama mereka yang tinggal paling dekat dengan titik semburan. Asap
panas dan bau menyengat dari lokasi kejadian juga dilaporkan mulai mengganggu pernapasan warga.
Kondisi ini memerlukan perhatian serius dari semua pihak, khususnya pemerintah, agar tragedi lingkungan seperti di Sidoarjo tidak terulang di bumi Gordang Sambilan.