Teguh Santosa: Pengaruh Kemenangan Trump Dapat Memaksa Perdamaian Rusia-Ukraina

"Ini sebenarnya bukan hal mengejutkan, karena pada masa kepresidenannya 2016-2020, Trump juga sempat mengkritik NATO yang dianggap terlalu banyak berbuat untuk negara-negara yang tidak banyak berkontribusi," ujar Teguh dalam wawancara di Medan, Sumatera Utara, akhir pekan lalu.
Teguh, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), menjelaskan bahwa meskipun secara resmi perang ini antara Rusia dan Ukraina, pada kenyataannya konflik tersebut juga melibatkan negara-negara NATO, yang ikut mendukung Ukraina. Menurutnya, Rusia mungkin sengaja memperpanjang perang untuk melemahkan ekonomi negara-negara Eropa yang terlibat dalam membantu Ukraina.
"Rusia bisa saja tidak ingin perang segera selesai, sehingga Ukraina terus menjadi 'lubang bantuan' bagi Eropa. Eropa sendiri kini menghadapi masalah ekonomi, dan bantuan ke Ukraina justru mengganggu kepentingan domestik mereka," jelas Teguh.
Teguh memprediksi bahwa kebijakan Trump yang mengurangi keterlibatan Amerika Serikat akan memaksa negara-negara Eropa untuk mencari solusi perdamaian, mengingat mereka semakin lelah dengan biaya perang yang terus meningkat. Dengan demikian, perdamaian antara Rusia dan Ukraina bisa segera tercapai, mengingat kepentingan besar Eropa untuk mengakhiri konflik ini.rel