Jakarta | Halomedan.co
Menyambut tahun yang baru merupakan saat yang tepat untuk mengevaluasi karier atau
membuat resolusi untuk karier yang lebih baik di tahun mendatang. Namun, terkadang kita
dihadapkan oleh pertanyaan-pertanyaan seperti, apakah pekerjaan ini sudah cocok untuk
saya? Apakah skill saya sudah cukup mumpuni untuk mengejar karier di perusahaan ini? Saya
sudah bekerja keras, tapi kenapa hasilnya tidak pernah memuaskan?
Menurut Samanta Elsener, seorang Psikolog yang juga content creator, dan penulis buku,
setiap orang memiliki warna kepribadiannya masing-masing. Ditemui sebagai pembicara di
acara NgobrAZ (Ngobrol Bareng Allianz Citizens): Kenali Personality-mu, Kembangkan
Karirmu, kegiatan sharing knowledge untuk karyawan yang rutin diselenggarakan oleh Allianz
Indonesia, Samanta terlebih dahulu memberikan kuis warna kepribadian kepada para peserta.
Hal ini bertujuan untuk mengungkap warna kepribadian kita dan bagaimana kita dapat
meningkatkan karier dengan memahami kepribadian tersebut.
"Seorang psikolog klinis ternama, Taylor Hartman, membagi tipe kepribadian sesuai dengan
empat aspek dominan di alam, yaitu api, tanah, air dan udara. Atas dasar ini kemudian ia
membedakan tipe kepribadian melalui empat kode warna, yaitu merah, biru, putih dan kuning.
Ke-empat warna ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan sangat penting untuk kita
mampu memahaminya," kata Samanta.
Orang dengan kepribadian warna dominan merah memiliki kekuatan seperti berkomitmen tinggi
dan berdedikasi pada tugas, dinamis dan tidak bertele-tele, punya keinginan kuat untuk
berkembang, dapat mendelegasikan tugas dengan baik, serta memiliki motivasi intrinsik, asertif
dan ingin berprestasi. Karakteristik ini biasa dimiliki oleh para pemimpin. Meski demikian, merah
bisa kurang sabar dan tidak sensitif, tidak berfokus pada hal rinci, merasa selalu benar dan
egois, kurang bisa mendengarkan pendapat orang, serta cenderung kaku dan otoriter. Oleh
karena itu, agar merah perlu belajar berhubungan dengan orang secara emosional dan sosial,
menghindari menyalahkan orang lain dan belajar relaksasi, serta terbuka pada saran dan
pendapat orang lain.
Kepribadian warna biru memiliki kelebihan menyukai hal rinci dan terjadwal, terbuka pada
pendapat orang lain, disiplin dan memiliki orientasi tujuan yang kuat, stabil dan dapat dipercaya,
dan selalu berusaha meraih prestasi tinggi. Karakteristik ini banyak dimiliki oleh para filantropis.
Namun, biru juga memiliki keterbatasan, ia cenderung kaku pada prinsip hidup dan takut
mengambil risiko, biru cendirung perfeksionis dan sulit percaya orang lain, terlalu memaksakan
diri, memiliki ekspektasi tinggi dan merasa orang lain tidak bisa bekerja sebaik dirinya. Oleh
karena itu, orang yang memiliki warna dominan biru, perlu belajar berpikir rasional dan belajar
relaksasi, penting juga memiliki batasan-batasan yang sehat, serta fokus pada proses.
Sesuai dengan warnanya, orang dengan warna kepribadian dominan putih memiliki beberapa
karakteristik kuat sebagai berikut yaitu tenang, damai dan tulus, mampu terbuka pada masukan
orang lain, mudah bergaul dan tenang di bawah tekanan, pandai berdiskusi dan bernegosiasi,
serta suportif dan sabar. Tetapi, putih bukan berarti tidak memiliki keterbatasan, mereka bisa
saja membosankan dan takut pada konfrontasi, kurang menonjolkan diri, bekerja dengan irama
lambat, sulit dimotivasi dan takut pada perubahan, serta cenderung ingin menjauhi konflik. Oleh
sebab itu putih perlu belajar untuk menyatakan perasaan dengan asertif, meningkatkan
keterampilan resolusi konflik, dan meningkatkan sikap proaktif dan mempercepat tempo kerja.
Terakhir, orang dengan warna kepribadian dominan kuning memiliki beberapa kekuatan
sebagai berikut, bersemangat tinggi dalam kerja, mampu mengambil risiko, karismatik dan
menyenangkan untuk kerja sama, menyukai pengalaman baru, serta gesit dengan rasa
penasaran yang tinggi. Tak heran, karakteristik ini banyak dimiliki oleh public figure atau artis.
Meski demikian, kuning juga memiliki keterbatasan, mereka sering bicara tanpa berpikir, sering
mengulang-ulang dan bicara terlalu banyak, merasa tidak perlu menyiapkan masa depan,
kurang bisa ditebak/diprediksi, serta kurang konsisten dalam menyelesaikan tugas. Kuning
rupaya perlu banyak belajar untuk mengelola waktu lebih baik, membuat rencana masa depan,
serta membuat skala prioritas dalam hidup.
"Kita memang memiliki warna kepribadian yang berbeda-beda, tetapi bukan berarti satu warna
lebih baik daripada warna yang lain. Yang terpenting adalah jangan pernah ragu untuk percaya
dan yakin akan kemampuan kita sendiri, keyakinan diri untuk meraih sukses membuat
produktivitas meningkat, terutama di dunia pekerjaan," ungkap Samanta.
Untuk itu, lanjut Samanta, agar kita bisa percaya dan yakin akan kemampuan kita, sangatlah
penting untuk self-discovery, dengan melakukan enam cara berikut yaitu: Realize atau
mengenal diri dan refleksi apa yang ingin diubah, Release atau melepaskan yang tidak lagi
diperlukan di masa kini, Rebound atau mencari apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan
kapasitas diri, Reinvent atau menemukan visi hidup baru/redefine yourself, Resurrect atau
mencari keyakinan baru, hal apa saja yang ingin dilakukan/dicoba, dan yang terakhir, Respond,
atau mencari tahu apa yang bisa dilakukan dan bagaimana tahapannya.
"Selain self-discovery, agar karier kita bisa lebih meningkat dan cemerlang, kita perlu mencari
tahu tentang faktor personal dan latar belakang, nilai hidup, hard skills, soft skills, kepuasan
personal selama bekerja, kondisi perkembangan zaman, standar sosial saat ini, tantangan
bekerja, dan harapan perusahaan, setelah itu kita bisa membuat action plans ke depan.
Gunakan tragic optimism, yaitu selalu berfokus pada harapan meskipun dalam kondisi sulit
Sehingga energi positif selalu hadir dalam kegiatan sehari-hari dan bisa meningkatkan
produktivitas kita," tutup Samanta.