MEDAN – Tokoh masyarakat Mandailing H Syahrir Nasution, menegaskan bahwa wartawan tidak boleh terjebak dalam sikap subjektif, apalagi menjadikan jurnalisme sebagai alat sanjungan bagi pejabat. Pernyataan itu disampaikan menanggapi maraknya pemberitaan yang cenderung lebih banyak menonjolkan sisi "baik hati" pejabat ketimbang menjalankan fungsi kontrol sosial."Seorang wartawan tidak memandang dari baik hati seseorang, bahkan seorang presiden sekalipun. Tugas utama wartawan adalah mengungkap fakta, menyajikan kebenaran, dan mengawal kepentingan publik," tegas Syahrir, Rabu (1/10/2025).Syahrir mengingatkan, dalam dunia jurnalistik dikenal adagium klasik "bad news is good news". Artinya, berita yang kritis, tajam, dan mengungkap masalah justru memberi nilai lebih bagi publik. Namun, belakangan ia menilai adagium itu sering dibalik secara salah kaprah."Jangan diputarbalikkan menjadi good news is penjilatan. Jika media hanya mengekspos sanjungan pejabat, itu bukan lagi jurnalistik, melainkan propaganda yang mengebiri fungsi pers," ujarnya.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa wartawan memiliki fungsi luhur yang tidak bisa ditawar, yaitu menjunjung tinggi
integritas, bersikap independen, serta mengedepankan kepentingan masyarakat luas."Dalam dunia jurnalistik ada yang kita kenal sebagai fungsi wartawan: memiliki jiwa
integritas, independen, dan jangan menilai seseorang karena subjektivitas. Itu prinsip yang harus dipegang teguh," tambahnya.Syahrir mengajak insan pers untuk kembali pada jati diri sejatinya: bekerja untuk kebenaran, bukan untuk kekuasaan. "Kalau pers sudah kehilangan
integritas, maka ia bukan lagi pilar keempat demokrasi, tapi hanya corong penguasa," pungkasnya.red2
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di
Google News