Jakarta - Dalam rangka memperingati Bulan Pemuda Nasional 2025 dan menyambut Hari Sumpah Pemuda ke-97, Forum
Dialog Nusantara (FDN) bersama Yayasan Kartini Heritage Center dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI menyelenggarakan
Dialog Nasional bertajuk "Pemuda Berkarya, Bangsa Berdaya: Inovasi & Kesetaraan untuk Indonesia Maju."Kegiatan ini berlangsung secara hybrid dengan dihadiri sekitar 50 peserta secara langsung di Jakarta dan ratusan peserta lainnya secara daring melalui Zoom Meeting serta kanal YouTube FDN Nusantara.
Dialog ini menghadirkan tokoh lintas generasi—pemimpin, pengusaha, akademisi, dan aktivis muda—untuk membahas peran strategis
pemuda dalam kemajuan bangsa menuju Indonesia Emas 2045.Sambutan dan Pembicara KunciDirektur Eksekutif FDN, Justino Djogo, MA., MBA., membuka acara dengan menekankan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) bagi generasi muda di tengah pesatnya persaingan global. "Kita menargetkan generasi muda dan mahasiswa agar memiliki semangat adaptif dan inovatif. Persaingan ke depan semakin kuat, maka penguasaan IPTEK bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan," tegasnya.
Sebagai pembicara kunci, Dr.-Ing. Ilham Akbar Habibie, MBA. (Co-Founder dan Ketua Dewan Penasihat FDN) menyampaikan pandangan inspiratif terkait makna Sumpah Pemuda dalam konteks masa kini."Tema hari ini sangat relevan karena hampir 100 tahun lalu, kita mengambil sumpah yang menjadi fondasi NKRI—satu nusa, satu bangsa, satu bahasa. Bahasa adalah pemersatu yang jangan disepelekan," ujar Ilham Habibie.Ia menegaskan pentingnya inovasi dan kesetaraan sebagai kunci menuju Indonesia maju tahun 2045. "Kita tidak boleh kenal lelah dan menyerah. Semangat muda harus tetap hidup meskipun usia bertambah," pesannya.Sambutan Kemenpora RI
Baca Juga:
Mewakili Menteri Pemuda dan Olahraga RI Erick Thohir, Esa Sukmawijaya, S.P., M.Si. (Asisten Deputi Pengembangan Ke
pemudaan Global) menyampaikan apresiasinya atas inisiatif kegiatan ini."Dimanapun ada forum yang membahas semangat Sumpah Pemuda, Kemenpora harus hadir, baik secara offline maupun online. Karena di situlah semangat kebangsaan tumbuh," ujarnya.Paparan Materi dan DiskusiDiskusi dipandu oleh Joddy Mulyasetya (Canggah R.A. Kartini, pengacara dan dosen muda Universitas Pelita Bangsa). Sejumlah narasumber menyampaikan perspektif penting:
Dr. Yohan (Deputi Pelayanan Ke
pemudaan Kemenpora RI) menekankan pembentukan
pemuda inovatif dan berdaya saing melalui program kepemimpinan, kewirausahaan, kesetaraan gender, serta diplomasi
pemuda global seperti PPAN dan Y20.Ibu Elisa Sugito (Direktur Perlindungan Perempuan dan Anak, Kartini Heritage Center) memaparkan konsep "Trinity of Change"—Advokasi sebagai kompas perubahan, Bisnis sebagai jembatan kolaborasi, dan Pemberdayaan sebagai jiwa gerakan sosial.Rina Fitri, pengusaha muda, mengangkat peran perempuan dalam ekonomi kreatif. Ia menyebut, "Sebanyak 64,8% UMKM di Indonesia dikelola perempuan, namun masih banyak tantangan. Jiwa wirausaha perempuan harus berani, kreatif, dan bertanggung jawab sosial."Coach Adelia (Founder Strong Sister Indonesia & TRX Master Trainer) menegaskan olahraga sebagai sarana pembentukan karakter, disiplin, dan kepemimpinan bagi generasi muda.
Baca Juga:
Penutupan dan Pesan InspiratifMenutup acara, Dr.-Ing. Ilham Akbar Habibie menegaskan pentingnya kesinambungan antargenerasi untuk menjaga keberlanjutan bangsa."Generasi sebelumnya harus memberikan tugas, semangat, dan pengetahuan kepada generasi berikutnya. Dunia berubah cepat, dan jika
pemuda tidak
berkarya, mereka akan merasa tidak berdaya. Solusinya adalah
berkarya," ujarnya.
Direktur Eksekutif FDN Justino Djogo menambahkan, "
Dialog ini bukan sekadar pertemuan ide, tetapi langkah awal membangun jejaring kolaborasi yang menghubungkan semangat Kartini dan Sumpah Pemuda dengan aksi nyata di era modern."Acara
Dialog Nasional Pemuda Berkarya, Bangsa Berdaya ini menjadi momentum penting mempertegas komitmen bersama bahwa masa depan Indonesia ditentukan oleh kreativitas, kolaborasi, dan daya juang para
pemudanya.rel